Catatan perjalanan

on Monday, June 29, 2009

Tahun ini rencana untuk rekreasi dgn teman2 sekantor dah diputuskan ke Madura. Pulau tetangga yang terkenal dengan Karapan Sapi, dan karakter penduduk Madura, yang menjujung tinggi simbol keislaman. Banyak orang menyebutnya ‘agamis’. Tapi kualitasnya seperti apa… jangan tanya? Perlu bahasan yg cukup arif.
Satu lagi ikon yang terkenal dari Pulau satu ini adalah CAROK. Carok tentu bukan sebangsa makanan seperti dodol ikonnya Garut, Tahu untuk Sumedang, Talas untuk Bogor. Katanya Ibnu Hajar budayawan Sumenep arti Carok itu sebenernya
pembelaan harga diri waktu diinjak-injak oleh orang lain, kaitannya dengan harta, tahta, dan wanita. Intinya adalah demi kehormatan lah! Meskipun sekarang yang carok kayanya sih lebih banyak tawuran massal antar desa. Katanya Carok sesungguhnya itu lebih mirip duel. Yah..mungkin seperti duel koboi2 ala holywood, atau tokoh film si Zero itu kali yee! Senjatanya tentu bukan Pistol tapi Celurit. Makanya jangan heran kalo di kota Madura banyak ditemukan tugu, simbol, dsb berbentuk Celurit. So..tong macem2 ka Orang Madura! (heu..heu.. teringat seseorang yang juga keturunan Madura ^_^)

Alasan dipilihnya Madura, tepat dengan bulan peresmian jembatan terpanjang se Asia Tenggara, “SuraMadu Bridge” di tanggal 10 Juni 2009. Dari Jember ber 42 sama pak supir & kondekturnya. Berangkat molor jam 5.00 pagi, akhirnya baru nyampe di suramadu jam 12-an siang. Lewati kota Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan akhirnya kita semua turun di Sumenep nginep di hotel sederhana di pusat kota Sumenep tepat jam 15.30 Sabtu 27 Juni 2009.Ahhh...lega bisa turun dari bis yang puanassss..... – ga tau kenapa ac bis mati, hiks..hiks...-
Hmmm,...waktu istirahat Cuma buat sholat n cuci muka, dan langsung ngumpul setengah lima sore, lanjutin rencana yg molor..ke pantai Lombang...tentu saja dengan beberapa teman sengaja nggak mandi krn pengen berbasah ria di laut.
Bis akhirnya mengantar kami ke pantai...dugaan kami orang yg baru pertama ke Lombang, Pantai- hotel mungkin dekat..eh ternyata... Jalan berliku, lebih dari 30 km. Tentu saja bisa ditebak, kami nyampe di pantai persis setelah sunset tak nampak lagi, dengan pantai yang sepi, dan hanya menikmati cemara dipantai tidak lebih dari 15 menit...padahal..pemandangannya asli buagus..apalagi jarang2 di pantai Lombang ini, yg tumbuh sepanjang pantai adalah Cemara Udang. Katanya sih di dunia Cuma ada tiga pantai yang berpohon cemara..ya salah satunya Di Lombang Madura itu...
Tentu saja bertepatan dengan gelapnya pantai...siapa yang mau berbasah di laut? Hmmmm...kecewa sih..tapi apa daya!! Akhirnya kami Cuma Nongkrong di beberapa warung yang masih buka... menikmati degan muda yang cukup murah...Cuma 2500 perak/kepala!
Setelah tim futball teman2 berhenti krn cuaca makin gelap, kita dikejutkan berita..bis amblas di Pasir.
Dari mulai isya dengan mengumpulkan tenaga sekitar dan penumpang laki2, dengan berbagai cara pula, sampai jam 10 malem belum juga bisa mengangkat bis dari kubangan pasir. Hmmmmm...masyaAllah... what a life. Komplit rasanya. … sementara itu, dengan cuaca duingin, sang batuk mulai menyerang. Di saat itu..terbayang Halwa my little chubby girl, Farhat jagoan kecilku, juga seorang lelaki keturunan Madura jagoanku. Sedang apakah mereka tanpa uminya……….berlibur nun jauh di puncak Guci Alit sana!
Angin laut masih menusuk tulang,
Menengadah ke langit…taburan bintang laksana manik2 di biru indahnya, betapa lembut gambar yang KAU sampaikan,…
Persis di depan mata, gelap pekat menyatu dengan rumpun pohon yg tampak menyeramkan menelan semua keindahan.
Sementara itu, suara hempasan air laut bergemuruh, gagah gelegar bunyinya seperti irama dahsyat yang tidak hanya pecah di bibir pantai, gelombang vibrasinya sampai di sebuah tempat yang maha luas. Dimana sebuah pesan tersampaikan….…
Betapa tak berdayanya manusia atas kehendakNYA. Alhamdulillah Ya Allah.
Rabb… “ Nikmat apa yang telah kami dustakan?” * 27 June @ Lombang Beach*

0 komentar:

Post a Comment

Silahkan komentari dengan santun. NO 4 spam.